Ashabul Akram Terpilih Sebagai Korpus BEM Se-Sultra, Pada kongres BEM Se-Sultra Ke-III di IAIN Kendari

Gambar: Ashabul Akram korpus BEM Se-Sultra priode 2024-2025 terpilih dan menjabat sebagai ketua DEMA/BEM IAIN Kendari

KENDARI – Koordinator Pusat (Korpus) Badan Esekutif Mahasiswa Sulawesi Tenggara (BEM Se-Sultra), Ashabul Akram terpilih sebagai Koordinator Pusat BEM Se-Sultra Periode 2024-2025, terpilihnya setelah melalui proses pemilihan dan terpilih secara aklamasi, pada seminar kebangsaan dan Kongres Ke-III BEM Se-Sultra di Institut Agama Islam Negeri Kendari (IAIN kendari). Kamis (22/2/2024)

Kegiatan tersebut mengangkat tema “Pemimpin Muda Inspirasi Dan Aksi Untuk Masa Depan”, yang dihadiri seluruh Kampus yang berada di Sulawesi tenggara, Kongres ini dilaksanakaan secara sah dan diketahui semua stering dan korpus ke-2 Yusril Hamzaril.

Korpus BEM Se-Sultra Priode 2024-2025 terpilih, Ashabul Akram, Mengatakan Kongres telah usai dilaksanakan dan saya kira mengemban amanah sebagai koordinator pusat BEM Se-Sultra bukan hal yang mudah, semua harus dikerjakan secara bersama, lembaga ini dibentuk atas kesadaran pimpinan lembaga kemahasiswaan, yang pada pointnya adalah membangun kekeluargaan dan mempererat persaudaraan, PTN/PTS Se-Sultra. Oleh sebab itu saya pastikan bahwa forum silaturahim yang sudah kita laksanakan dalam hal ini, kongres ke-III BEM Se-Sultra tidak hanya sampai disini saja.

“Bukan hanya itu saja lembaga ini perlu adanya gebrakan baru yang kemudian memunculkan inovasi dan perubahan terhadap ruang lingkup kemahasiswaan dan terkhususnya daerah tercinta yaitu Sultra itu sendiri, karena semangat putra daerahlah sehingga terjadi perubahan yg cukup signifikan terhadap daerah kita”. Pungkas Ashabul Akram

Gambar: kongres Ke-III BEM Se-Sultra, yang dilaksanakan di kampus IAIN kendari (Dok/Istimewa)

Korpus BEM Se-Sultra, Ashabul Akram yang juga menjabat sebagai Ketua DEMA IAIN Kendari, menambahkan Sekarang mungkin bisa kita lihat bahwasanya gerakan kemahasiswaan di Sultra sudah mengalami degradasi, disebabkan kurangnya forum diskusi pergerakan dan persatuan antar kampus, yang membuat secara perlahan disusupi oleh oligarki.

Oleh sebab itu hal pertama yang akan kami lakukan dilembaga ini, menghimpun semua PTS/PTN di Sultra untuk bagaimana kemudian menyatukan persepsi, baik dalam hal pemikiran ataupun gerakan kemahasiswaan.

“Hari ini banyak kemudian isu-isu regional, maupun nasional yang sudah terlewatkan bahkan terlupakan begitu saja karena lemahnya semangat mahasiswa itu sendiri, dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan, contohnya kasus penembakan Randi dan Yusuf, nelayan di Laonti dan kasus-kasus lainnya, buat beberapa mahasiswa sudah tidak perlu disuarakan lagi, tetapi lembaga ini yaitu BEM Se-Sultra sampai kapan pun tidak akan membiarkan masalah ini terlupakan”. Tegas Ashabul pada Awak media

Harapan saya adalah sinergitas terhadap seluruh kampus yang ada di Sultra harus Kokoh, siapa lagi yang akan meneruskan cita-cita bangsa, kepada siapalagi yang akan diberikan dan dipercayakan oleh presiden Soekarno untuk kemajuan NKRI kalau bukan pemuda itu sendiri. tutupnya